Entah kita sadari atau tidak, adanya
perbedaan ini bisa dikarenakan perbedaan mereka dalam pemahaman akan sebuah
wacana. Semisal organisasi mahasiswa, banyak santri menilai bahwa kehidupan
yang dijalani oleh mereka orang-orang
yang ikut campur dalam dunia ke-Organisasian adalah jalan menuju
kehancuran. Mereka kebanyakan kaum santri berpendapat bahwa mereka para santri
jika ikut serta berkecimpung dalam dunia organisasi nantinya akan menjadikan
diri mereka lepas dari kewajiban pokoknya selama ini. damn hal-hal yang semacam itu tergolong wajar, namun
benarkah demikian? Padahal belum tentu. Disamping itu pula, orang-orang yang
bekerja dalam dunia organisasi menilai bahwa mereka kaum santri terlalu takut,
manut hingga menjadikan mereka kayak siput, tapi benarkah demikian? Jawabannya
juga belum tentu bahkan tidak.
Dalam hidup kita selalu punya
pilihan, dan puihan itulah yang nantinya akan menjadi sebuah tujuan yang harus
digapai. Pesantren menjadi tujuan penting bagi mereka yang memahami bagaimana
dan seperti apa pesantren. Organisasipun juga menjadi hal penting bagi mereka
yang hidup dalam dunia organisasi. Hal yang wajar memang, dan kita tidak bisa
menyalahkan siapa-siapa. Karena
pandangan orang akan
suatu hal tentunya akan
berbeda-beda. Nah, yang menjadi tak
wajar adalah jika adanya perbedaan itu justru membuat kita saling mencemooh,
juga menjelek-jelekkan antara satu dengan yang lainnya. Karena tidak saling
mengenal dan memahami, dan inilah yang menjadikan hal semacam itu terjadi.
Meskipun kegiatan organisasi
mahasiswa mendapat sambutan yang buruk dari kaum santri, namun tidak bisa kita
pungkiri bahwa didalam pesantren juga ada berbagai macam organisasi. Memang
sih organisasi yang ada sifatnya terkhususkan
bagi kalangan santri saja, tapi tetap organisasi kan.
Disamping itu pula sikap para
aktivis yang mengecam para santri karena sikap mereka yang seolah acuh tak acuh
akan dunia keorganisasian juga tidak bisa di benarkan, kenapa? mereka belum memahami
secara pasti bagaimana selama ini kesibukan yang dijalani oleh santri, mulai
dari rutinitas diniyyah, hafalan, asrama bahkan sampai berbagai masalah yang
lain yang tidak mungkin disebutkan secara terperinci. Jadi kita tidak bisa
menyalahkan santri juga kesibukan-kesibukan tersebut, karena semua itu adalah
kewajiban mereka.
Merupakan hal yang bukan semestinya
jika ada seorang petani menilai salah seorang dokter hanya karena ia dokter tersebut tidak bisa bercocok tanam dan mencangkul tanah dengan
benar. Begitupun sebaliknya adalah tidak benar jika seorang dokter harus
mencemooh petani hanya karena ia bingung ketika anaknya sakit panas karena ia
tak mengetahui obat yang cocok. Jadi tiap orang punya kemampuan yang berbeda
sesuai dengan kecerdasannya masing-masing. Begitu pula dengan kebenaran, kita
tidak bisa menganggap buruk akan suatu hal hanya didasarkan pada apa yang kita
peroleh secara individu yang mana kita hanya melihat hal itu dari satu sisi
saja, sedang kita sendiri belum mengetahui secara pasti bagaimana kondisi yang terlaku pada sesuatu tersebut di sisi
lainnya.
Pertanyaannya sekarang, apakah ada
larangan bagi santri untuk berorganisasi? jawabnya tidak, karena itu adalah
jalan yang ia pilih sendiri dan kita tak berhak untuk menghalanginya. Hanya
saja, satu hal yang perlu diingat. Jika memang mau berkecimpung dalam
ke-Organisasian, ya harus tanggung jawab dong. Jangan sok ikut lalu organisasi
hanya dijadikan sebagai sebuah dalil atau alasan bagi kita untuk meninggalkan
kewajiban pokok santri selama ini. Jika memang ia berani, ya harusnya siap
dengan resiko yang ada. Harus siap tenaga juga pikiran. Karena ternyata tidak
mudah lo menjalani dua hal yang berbeda dalam satu waktu, apalagi dengan
berbagai kesibukan yang ada seperti saat ini.
No comments:
Post a Comment